1. tekanan
bertubi-tubi yang dilancarkan skuad Bayern. Heynckes mendaulat anak
buahnya untuk menekan habis-habisan pertahanan Barca sedari awal laga
bergulir, sementara Mandzukic dan Thomas Muller mendapat penjagaan super
ketat dari bek-tengah lawan.
Bayern juga terus memfokuskan diri
kepada lini pertahanan kemudian mencegah agar Barca tidak leluasa
mengembangkan ritme permainan.
Akibatnya, mesin serangan Barca
lambat laun melambat, dapat terlihat dari intensitas operan-operan yang
mereka peragakan menjadi kurang akurat. Peran Alex Song (nomor punggung
25) di kubu Barca amburadul.
Kenyataannya, kombinasi operan dari
Marc Bartra ke Gerard Pique, hanya mencapai 21 kali; sementara capaian
kombinasi operan Barca angka tertinggi diperoleh dari kerjasama antara
Xavi Hernandez ke Andres Iniesta (33 kali) dalam final Liga Champions
2011. Barcelona miskin dalam menguasai tempo dan miskin ketika menekan
pertahanan Bayern.
2. daya gedor
Barcelona. Fabregas terlalu mengambil posisi yang dalam dan jarang
meneror bek tengah Bayern. Ketika menerima umpan dari lini gelandang, ia
jarang memanfaatkan momentum untuk secepat mungkin merangsek lawan.
Sementara,
Alves terlalu didorong ke depan, tidak seperti posisi biasanya. dan
Villa secara bertahap mengambil posisi sentral. Dengan begitu, Barta
leluasa bergerak dari “right flank” dan berusaha menutup ruang gerak
lawan. Pola yang sama juga dilakukan oleh Pique di lini tengah. Ia kerap
beradu cepat dengan para pemain Bayern.
3. Bayern menampilkan lini pertahanan yang impresif dan solid. Dukungan
fisik luar biasa dari Javi Martinez dan Bastian Schweinsteiger membuat
Andres Iniesta tidak bergerak leluasa. Sanpai-sampai Schweinsteiger
diganjar kartu kuning karena melakukan aksi tekel yang berakibat ia
absen dalam laga final nanti.
Seperti penampilan Bayern pekan
lalu, Franck Ribery dan Arjen Robben kerap turun ke belakang memperkokoh
lini pertahanan. Pergerakan Ribery berulangkali merepotkan Dani Alves.
Pemain Barca bernomor punggung 2 ini kerapkali memberi ruang bagi
Ribery. Dengan begitu, kotak penalti Barca jadi bulan-bulanan para
pemain Bayern.
4, serangan balik
(counter-attacks) yang dilakukan para pemain Bayern mengalir lewa
Robben. Alhasil, Pique harus menyelesaikan pekerjaan rumah dengan
menghadang pergerakan Robben.
Pengambilan posisi Robben, Ribery
dan Thomas Muller demikian dalam sehingga mengancam pertahanan Barca.
Dengan kemampuan dribel yahud, kedua pemain pemain sayap Bayern menjadi
bintang.
5. adakah memang Barca
menekan Bayern? Para pemain Bayern begitu banyak memperoleh peluang
karena para pemain Barca tampak kurang kompak menekan lawan. Faktor ini
yang kerap mencuatkan keprihatinan bahwa ada transisi yang kurang mulus
dari Pep Guardiola ke Vilanova, meskipun keduanya digadang-gadang punya
corak taktik hampir serupa.
Guardiola semasa membesut Lionel Messi
cs. menerapkan latihan stamina luar biasa yang berbuah positif untuk
mendukung pola menyerang. Faktor dukungan stamina yang pas-pasan yang
bukan tidak mungkin menyebabkan daya gempur Messi cs. terlihat kurang
eksplosif
5 sebab barcelona kalah 0-3 dari bayer munchen
06.23 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar